Doa untuk Kekasih.

Friday, March 31, 2006
untuk seseorang yang telah mengisi ruang hati yg dulu hampa...

Allah yang Maha Pemurah...

Terima kasih Engkau telah menciptakan dia
dan mempertemukan saya dengannya.

Terima kasih untuk saat - saat indah
yang dapat kami nikmati bersama.

Terima kasih untuk setiap pertemuan
yang dapat kami lalui bersama.

Saya datang bersujud dihadapanMU...

Sucikan hati saya ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencanaMU dalam hidup saya.

Ya Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya...
janganlah biarkan saya, melabuhkan hati saya dihatinya..
kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan jauhkan dia dari relung hati saya...

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari dan padaMU yang tulus, murni...
dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya...
ya Allah tolong satukan hati kami...
bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya...
berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya...

Ridhoi dia, agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya
sebagaimana telah Engkau ciptakan...

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh - sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia...

Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doa saya ini...
lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendakMU...

Allah yang Maha kekal, saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya...
luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajarkan saya untuk hidup makin dekat kepadaMU untuk lebih peka terhadap suaraMU yang membimbing saya menuju terangMU...

Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan....

Jadikanlah kehendakMU dan bukan kehendak saya yang menjadi dalam setiap bagian hidup saya...

Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.

Amien.
 
posted by Desi at 12:46 AM, | 0 comments

BIARKAN MASA DEPAN DATANG SENDIRI

Thursday, March 30, 2006
( Telah pasti datangnya ketetapan Alloh, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan ( datang ) nya ) QS. An Nahl : 1

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi ! Apakah anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah buahan sebelum masak ? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum terwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana bencana yang bakal ada didalamnya ? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan ?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. pasalnya hal itu termasuk thuulul amal ( angan angan yang terlalu jauh ). Secara nalar, tindakan itu pun tidak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak termakan oleh ramalan ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal , semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di " sekolah sekolah syetan ".

( setan menjanjikan ( menakut nakuti ) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan ( kikir ), sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia ) QS. Al Baqarah : 268

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita dakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di ' genggaman yang lain ' tentu tidak akan menggadaikan untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak terwujud.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini anda sudah sangat sibuk.

Jika anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan angan yang berlebihan.

wallahu'alam
( La Tahzan ! DR. 'Aidh al-Qarni )
 
posted by Desi at 11:31 PM, | 0 comments

Senyum

Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum, namun kadangkala karena ketidakseimbangan baik fisik apalagi mental membuat sebagian orang sulit untuk tersenyum. Dalam ajaran Islam, tersenyum dianggap sebagai suatu ibadah, Rasulullah saw bersabda, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah," (HR Muslim).

Senyum adalah sedekah, karena orang yang tersenyum adalah orang yang mampu memberikan rasa aman dan rasa persahabatan pada orang lain. Senyum juga menggambarkan karakter kondisi si pemberi senyum bahwa ia mempunyai sifat lembut, ramah, dan bersahaja. Untuk memotivasi para sahabat, suatu hari Rasulullah saw berpesan, "Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain," (HR Muslim).

Orang yang selalu bermuka cerah, tentu akan mendapat tempat dan disukai oleh banyak orang, sebaliknya orang yang hanya cemberut saja, mudah tersinggung dan marah akan dijauhi banyak orang. Kondisi yang terakhir justru akan merusak keseimbangan fisik, tekanan darah naik, detak jantung tidak menentu dan lekas tua. Dalam dunia kesehatan ditemukan bahwa orang yang tersenyum, tertawa tidak berlebihan, membuat jasmaninya sehat terutama dapat mengendorkan ketegangan otot wajah, wajahnya selalu terlihat berseri dan indah dipandang.

Secara filosofi, senyum adalah ekspresi optimisme dan harapan. Sedangkan marah adalah ekspresi keputusasaan dan ketidaksabaran. Senyum adalah sikap membangun, marah adalah sikap merusak. Menyikapi kondisi carut-marut bangsa ini, layaklah kita tersenyum. Sikap marah hanya akan memperkeruh kondisi, kemarahan bisa berbuah dendam, bisa menyulut pertikaian, bisa mengubur ukhuwah. Ringkasnya, marilah tersenyum dan hindari marah. "Orang yang pantas dipuji ialah orang yang masih sanggup tersenyum dalam keadaan serba menyayat memilukan hati" (Ella W Wilcox). Waallahu 'alam.

Smile up man...
 
posted by Desi at 9:39 PM, | 0 comments

MENIKAH BUKAN UNJUK PRESTASI

Seorang muslimah dengan berkaca-kaca bercerita kepada saya bahwa ia ingin segera menikah. Masalah itu begitu berat membebani pikirannya bahkan mempengaruhi ibadahnya. Ia menjadi tidak tenang, shalat tidak khusyu', juga sulit tidur. Kondisi fisiknya tentu jadi ikut terpengaruh.

Saya sedih mendengar curhatnya. Saya juga mencoba memahami perasaannya. Tapi wajarkah jika hal ini mengacaukan segalanya?

Ketika kuliah saya berharap bisa menikah maksimal usia 25 tahun. Namun Allah swt baru memberikan jodoh saat usia saya 27 tahun. Meski 'hanya' 2 tahun menanti, masa itu nyatanya tidaklah dapat dikatakan sebentar untuk menguji kesabaran jika tanpa ketegaran, rasa percaya diri, bebas dari prasangka dan perasaan tertekan. Satu hal yang membuat saya selalu merasa bersyukur saat itu adalah, Allah menolong saya tetap memiliki obsesi dan berkarya.

Seiring waktu, saya makin meyakini Allah bisa menjodohkan hamba-Nya kapan saja. Tapi, seringkali Dia mempunyai rencana lain yang mesti kita ambil hikmahnya sebanyak-banyaknya. Saya menyadari menikah bukan prestasi yang harus dibanggakan. Bahagia mungkin benar, karena ia adalah anugrah istimewa. Tapi merasa bangga dan lebih baik dibanding orang lain, jelas tidak tepat. Apalagi dianggap segala-galanya.

Saya gemas mendengar seorang ummahat berujar kepada muslimah yang usianya jauh lebih tua namun belum berkeluarga, ''Wah, kalau gitu saya dong yang harusnya dipanggil 'Mbak'. Anak saya kan sudah tiga.'' Saya saja tidak nyaman dengan ucapannya, apalagi yang bersangkutan? Saya tidak tahu, apakah ia sudah kehilangan kepekaan? Atau, memang begitu sifat manusia yang kerap di 'uji' dengan berbagai kemudahan dari Allah?

Seandainya tidak terlambat menemukan ungkapan indah dalam surat Al-Kahfi ayat 46: ''Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik di sisi Tuhanmu, serta lebih baik untuk menjadi harapan.'' Tentu saat itu saya akan menyadarkannya untuk bersikap lebih dewasa.

Manusia boleh berharap banyak tapi tidak selalu bisa memilih. Seandainya bisa pasti ia akan memilih yang 'enak-enak' berdasarkan nafsunya. Inilah bagian dari mengimani takdir. Dalam masalah jodoh, perspektif iman harus senantiasa dikedepankan. Banyaknya muslimah yang belum menikah pada usia matang harus disikapi secara arif. Selain harus dicari solusinya, muslimah sebaiknya melakukan pembekalan diri. Semuanya tergantung kepadanya, apakah ia akan memandang sebagai ujian ataukah kelemahan? Jika ujian, maka mencari hikmah sebanyak-banyaknya akan lebih berkesan dan membahagiakan daripada mencemaskannya. Jika dianggap kelemahan, tidak akan ada yang didapat selain perasaan tertekan.

Sudah selayaknya pula seorang muslimah memandang makna pernikahan dari berbagai sisi. Saya mendengar sekarang ini banyak mahasiswi muslimah tingkat I yang minta dicarikan pasangan oleh 'pembina'nya, karena saking seringnya ia mendengar keindahan pernikahan digelar lewat berbagai seminar di kampus.

Bukan melarang untuk memikirkan dunia pernikahan pada usia relatif muda, tetapi yang jadi masalah adalah ketika harapan itu tidak segera terwujud. Kondisi ini jika tidak diimbangi kematangan jiwa dapat melemahkan semangat beraktivitas dan beribadah.

Agaknya, lebih positif jika muslimah membekali diri dengan cara menggali potensi diri dan prestasi, agar ia memiliki kematangan berpikir dan bisa menghargai diri sendiri, daripada hanya membayangkan sesuatu yang ia sendiri tidak tahu kapan dapat terwujud.

Menikah adalah sunah Rasul dan ibadah, ia pun merupakan ladang jihad muslimah. Saya yakin prestasi dan kualitas seorang muslimah sebelum menikah berbanding lurus dengan kualitasnya sesudah menikah. Artinya, kualitas seseorang setelah berumah tangga baik secara ruhiyah, fikriyah maupun amaliah sangat dipengaruhi bagaimana sosoknya sebelum menikah. Fenomena futur setelah menikah sering terjadi, karena kurangnya pemahaman dan wawasan tentang pernikahan sejak masih lajang. Karena pernikahan dianggap presatsi tertinggi yang bisa diraih.

Jika Allah memang belum mengabulkan apa yang kita harapkan, hiburlah diri dengan prasangka tinggi bahwa semakin Allah menunda insya Allah semakin baik kualitas yang akan Allah berikan suatu saat nanti karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kesabaran hamba-Nya. Bagi yang sudah berkeluarga, selayaknya mensyukuri pernikahan dengan mengemban amanah sebaik-baiknya. Kalaupun belum mampu memberikan solusi, menjaga perasaan dan memiliki kepekaan kepada sesama adalah hal terbaik dalam ikatan ukhuwah kita.
 
posted by Desi at 2:48 AM, | 0 comments

Do'a dikala ragu akan dirinya...:)

Wednesday, March 29, 2006
Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)
Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amin... Ya Rabbal 'Alamin
 
posted by Desi at 11:47 PM, | 0 comments

CINTA MEMANG TAK HARUS MEMILIKI

Thursday, March 23, 2006
(boeat desi)

Bila anda jatuh cinta pada seseorang, jangan siksa
diri anda dengan menganggap bahwa cinta anda ditolak.
Cinta itu tak pernah tertolak. Karena, setiap orang
senang bahkan butuh dicintai. Wujudkan cinta anda
dengan memberikan sesuatu, bukan mengharap-harap akan
sesuatu. Sebab, apapun yang dilontarkan karena cinta,
selalu kembali pada hati anda di saat itu juga.

Kebahagiaan dari memberi jauh lebih paripurna
ketimbang kebahagiaan karena menerima. Namun, lain
halnya bila anda ingin memiliki sesuatu yang anda
cintai. Keinginan itulah yang menimbulkan pedih yang
mengiris-iris. Jangan menambah siksa anda dengan
menginginkan sesuatu. Jangan sia-siakan cinta anda
dengan beban-beban harapan. Keinginan untuk memiliki
mungkin saja tertolak. Namun, percayalah cinta anda
yang sesungguhnya takkan pernah kembali dengan tangan
kosong. Cinta Memang Tak Harus Memiliki...

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi
tidak dicintai olehnya. Tetapi lebih indah adalah
menyayanginya tanpa mengharapkan sesuatu perasaan
apapun darinya. Hanya perlu satu menit untuk
menghancurkan seseorang, Satu jam untuk menyukai
seseorang, Satu hari untuk mencintai seseorang, Tetapi
membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang...

Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan
orang yang tidak tepat. Jadi ketika kita akhirnya
bertemu dengan orang yang tepat kita akan tahu betapa
berharganya anugerah tersebut. Cinta adalah ketika
kamu membawa perasaan, kesabaran dan romantis dalam
suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan
dia...

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu
bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya
untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak
berarti dan kamu harus membiarkannya pergi. Ketika
pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka...

Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada
pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak
melihat pintu lain yang telah terbuka bagi kita. Teman
yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk
bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah
mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama.

Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang
pernah kamu rasakan. Benarkah bahwa kita tidak tahu
apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu?
Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang
hilang sampai itu ada. Memberikan seseorang semua
cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan
mencintai kamu juga!!! Jangan mengharapkan cinta
sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh di dalam
hati mereka, tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di
dalam hatimu...

Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak
akan pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka
kamu ingin dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi
tuli walaupun kamu tidak mendengar dari seseorang yang
mengatakan itu dari hatinya. Jangan pernah berkata
selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba. Jangan
menyerah selama kamu merasa masih dapat maju. Jangan
pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi
bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi...

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan
walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang
masih percaya walaupun mereka telah dikhianati. Kepada
mereka yang masih ingin mencintai walaupun mereka
telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang masih
mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun
kembali kepercayaan. Jangan melihat dari wajah, itu
bisa menipu. Jangan melihat kekayaan, itu bisa
menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat
membuatmu tersenyum karena Sebuah senyuman dapat
membuat hari yang gelap menjadi cerah.

Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat
membuatmu tersenyum. Ada saat di dalam kehidupanmu
dimana kamu dapat merindukan seseorang, kamu ingin
mengambil mereka dari mimpimu dan benar benar-memeluk
dia. Mendekap dirinya dalam tiap tidur indahmu.
Berharaplah bahwa kamu dapat bermimpi tentang dia,
yang berarti mimpilah apa yang ingin kamu impikan.
Pergilah kemana kamu ingin pergi. Jadilah sesuai
dengan keinginan kamu, Karena kamu hanya hidup sekali
dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu
inginkan. Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk
membuat kamu bahagia...

Cukup cobaan untuk membuat kamu kuat. Cukup
penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang
sesungguhnya, Dan cukup harapan untuk membuat kamu
bahagia. Selalu letakkan dirimu pada posisi orang
lain. Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu.
Mungkin itu menyakitkan orang itu juga. Kata-kata yang
ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, Kata-kata
yang kasar bisa membuat celaka. Kata-kata yang tepat
waktu dapat mengurangi ketegangan. Kata-kata cinta
dapat menyembuhkan dan menyenangkan.

Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang
kita cintai menjadi dirinya sendiri. Dan tidak
membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita. Dengan
kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada
diri mereka. Orang yang bahagia tidak perlu memiliki
yang terbaik dari segala hal. Mereka hanya menghargai
segala hal yang datang dalam hidup mereka.

Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis,
mereka yang terluka, mereka yang mencari, mereka yang
mencoba. Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang
penting yang telah menyentuh hidup mereka. Cinta mulai
dengan senyuman,dan berakhir dengan air mata...
Mungkin seperti itu...

Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang
telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan
baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan
kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Ketika kamu lahir,
kamu menangis dan semua orang disekeliling kamu
tersenyum. Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu
meninggal, kamu satu-satunya yang tersenyum dan semua
orang di sekeliling kamu menangis...
 
posted by Desi at 9:29 PM, | 1 comments

Mengampuni Orang Lain

Tuesday, March 21, 2006
1.Ambillah inisiatif.
Jangan tunggu orang yang bersangkutan minta maaf.
2. Kalau orang yang telah Anda ampuni itu ingin memasuki kehidupan Anda lagi, adillah untuk menuntut kejujuran. la hendaknya dibuat mengerti, dibuat

merasakan kepedihan yang telah Anda rasakan. Lalu hendaknya Anda harapkan janji tulus bahwa Anda takkan dilukai seperti itu lagi.

3. Bersabarlah.

Kalau kepedihannya dalam, Anda tidak mungkin mengampuninya seketika.
4. Ampunilah "secara eceran", bukannya "secara grosiran".

Adalah hampir tidak mungkin mengampuni seseorang yang jahat. Fokuskanlah pada perbuatan tertentu yang menyinggung Anda (Mungkin akan membantu kalau Anda menuliskannya).

5. Jangan terlalu berharap.

Mengampuni tidaklah berarti Anda harus memperbaharui hubungan yang pernah dekat.
6. Singkirkanlah rasa benar sendiri.

Seorang korban bukanlah orang kudus.Andapun bisa-bisa membutuhkan pengampunan suatu hari nanti.

Pisahkanlah amarah dengan kebencian.

Untuk menghilangkan kebencian Anda:Hadapilah emosi Anda dan terimalah itu sebagai alami. Lalu diskusikanlah, entah dengan objek kebencian Anda (kalau Anda dapat melakukannya tanpa menambah kebenciannya) atau dengan pihak ketiga yang bisa Anda percayai.

8. Ampunilah diri sendiri.

Mungkin inilah yang paling berat. Bersikap apa adanya sangat penting. Akuilah kesalahan Anda. Rileks-kanlah pergumulan Anda untuk menjadi sempurna. Lalu bersikaplah yang konkrit dan spesifik tentang apa yang mengganggu Anda. Perbuatan Anda mungkin jahat. Tetapi Anda tidak.
 
posted by Desi at 3:44 AM, | 2 comments

bingung

Friday, March 17, 2006
Aku tidak tau bagaimana hari esok...
Belom ada planning untuk ke depan...
Yg aku tau..saat ini aku harus cari kerja dulu
Untuk selanjutnya ke depannya aku belom ada planning....
Mungkin aku mau lanjut kuliah ku dulu....
Yang lainnya aku belom tau....
Aku belum bisa memikirkan aku ini pingin jadi apa aku ini
dan mungkin masih banyak pilihan2 yg belum bisa ku tentukan
karena hidup ini adalah pilihan ...
aku ingin menentukan pilihan yg terbaik bagiku...tapi terkadang aku bingung
Aku terus berdoa semoga Allah selalu memberikan pilihan yg terbaik bagi ku dan hidupku....Amin
 
posted by Desi at 11:09 PM, | 0 comments

Kiriman temen...bagus nih

Tuesday, March 07, 2006
Akhwat Sejati
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, "Abi
ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?"

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.

Anakku...
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan
paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati
yang ada di baliknya. Akhwat sejati bukan dilihat dari
bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari
sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya. Akhwat sejati
bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia
berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan
itu. Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah
lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering
mulutnya bicarakan. Akhwat sejati bukan dilihat dari
keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana
caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah
putrinya.
"Lantas apa lagi Abi?" sahut putrinya.

Ketahuilah putriku...
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam
berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani
mempertahankan kehormatannya. Akhwat sejati bukan
dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan
tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang
mengundang orang jadi tergoda. Akhwat sejati bukanlah
dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang
ia jalani tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi
ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah...
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam
bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa
menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Setelah itu sang anak kembali bertanya, "Siapakah yang
dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?"

Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,
"Pelajarilah mereka!" Sang anak pun mengambil buku itu
dan terlihatlah sebuah tulisan "Istri Rasulullah".
(Muslimah Sholihah)

Aku ingin seperti itu....menjadi Akhwat sejati
 
posted by Desi at 3:11 AM, | 0 comments

bagus nih....

Wednesday, March 01, 2006
UNGKAPAN SEDERHANA UNTUK ISTRI TERCINTA

Bila malam sudah beranjak mendekati Subuh, bangunlah
sejenak.
> Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih
menemani bayi Anda.
> Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh
gurat-gurat kepenatan
> karena seharian ini badannya tak menemukan
kesempatan untuk istirahat
> barang sekejap, Kalau saja tak ada air wudhu yang
membasahi wajah itu
> setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya
sudah tak ada lagi.
> Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat
Anda sudah bisa
> merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri
Anda barangkali
> belum benar-benar menemukan kesegarannya. Sementara
anak-anak
> sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya,
membisingkan
> telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya
dengan pipis tak
> habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi
pipis lagi.
> Padahal tangan istri Anda pula yang harus
mencucinya.
> Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan
tentang dia? Masihkah
> Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa
berbicara lembut
> kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri
dongeng sementara di
> saat yang sama Anda menuntut dia untuk nenjadi istri
yang penuh
> perhatian, santun dalam bicara, tulus dalam memilih
kata serta tulus
> dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk
dalam menjalani apa
> yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi
dianggap sebagai kewajibannya.
> Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan
tentang seorang
> perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus
dan lembut? Tentu
> saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan
istri kita membentak
> anak-anak dengan mata membelalak. Tidak, Saya hanya
ingin mengajak
> Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih,
sementara kita tak
> pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia
tidak sabar.
> begitu pula
> manakala matanya yang mengantuk tak kunjung
memperoleh kesempatan
>untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya
akan menanjak.
>Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba
membuat anak kita menjerit karena
cubitannya yang bikin sakit.
> Apa artinya?
> Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh
bermanja-manja secara
kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng.
> Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang
membutuhkan penerimaan.
> Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta
kepada Anda.
> Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada,
butuh telinga yang
mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah
menemukan
muaranya
> berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah
Anda akui
> keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan
siapa-siapa kecuali
> dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan
istri kita yang
> suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun
pernah mengalami
> situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang
membuatnya meledak-
> ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar
melainkan semata
> karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi
Saw. hanya diam
> menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya
memintanya untuk
> mengganti mangkok yang dipecahkan.
> Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita.
> Ketika kita
> menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam
mengasuh, maka
> bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan, Ada
yang lain.
> Ada kehangatan
> yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin,
apalagi beku, dalam
> menghadapi anak-anak setiap hari, Ada penerimaan
yang perlu kita
> tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan
bundanya sebagai tempat
> untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang.
> Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada
perasaan dan pikirannya,
> agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum
kepada anak-anak kita.
> Sepenat apa pun ia.
> Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah
menuntut, tetapi
> mestikah kita menunggu sampai mukanya
berkerut-kerut.
> Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal
tulisan ini. Ketika
> perjalanan waktu telah melewati tengah malam,
pandanglah istri Anda
> yang terbaring letih itu.
> lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita
lakukan sekedar
> Untuk menqucap terima kasih atau menyatakan sayang?
> Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa
kata. Dan sungguh,
> lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya.
Tubuh yang letih
> itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun
nanti ada secangkir
> minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh
gula dan satu
> cangkir cinta.
> Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka,
"Ada secangkir
> minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan
untuk itu?"
> Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda
lakukan. Mungkin
> sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk
anak-anak, mungkin
> juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah
niat kita. Kalau
> kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan
anak, atau
> menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK,
itu bukan karena
> gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha
Allah. Sebab
> selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa
yang kita lakukan.
> Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat
berjumpa dengan Allah
> di yaumil-kiyamah.
> Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah
Anda. Yang jelas,
> ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima
kasih atau tindakan
> yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga
dengan kerelaan
> kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata
duka yang menetes
> dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita
untuk membuka
> telinga baginya, tak ada lagi istri yang berlari
menelungkupkan wajah
> di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan
semoga pula dengan
> perhatian yang kita berikan
> kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang
kita sebagaimana
> Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang
suaminya, Rasulullah Saw., "Ah,
semua perilakunya menakjubkan bagiku."
> Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang
terbaring letih, sesudah
> engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya,
maka biarkanlah ia
> sejenak untuk meneruskan istirahnya. Hembusan udara
dingin yang
> mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan
sehelai selimut> untuknya.
> Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang
dan cinta yang tak
> lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk
laki-laki yang mulia,
> sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang
mulia.
> Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu.
> Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw.
berpesan tentang
> istri kita. "Wahai manusia, sesungguhnya istri
kalian mempunyai hak
> atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas
mereka.
> Ketahuilah,"kata Rasulullah Saw.
> melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai
amanah dari Allah,
> dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab
Allah.
> Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian.
Aku wasiatkan atas
> kalian untuk selalu berbuat baik. "
> Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari
Allah. Kelak kita
> harus melaporkan kepadaAllah Taala bagairnana kita
menunaikan amanah
> dari-Nya kah kita mengabaikannya sehingga
gurat-gurat an dengan cepat
> rnenggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang
sebenarnya? Ataukah,
> kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk isti
Saya tidak tahu.
> Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai
suami Saya sudah
> cukup baik jangan-jangan tidak ada sedikit pun
kebaikan di mata
> istri. Saya hanya berharap istri saya benar-banar
memaafkan
> kekurangan saya sebagai suami. indahya, semoga ada
kerelaan untuk
> menerima apa adanya.
 
posted by Desi at 12:21 AM, | 0 comments