Saturday, July 30, 2005
Cangkir yang Cantik.
From : Henry Rorimpandey

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk
mencari
hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah
cangkir
yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau
benar,
inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.



Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud
berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku
dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang
pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop!
Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok
dan
meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih
saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia
memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras.
Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"



Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah
dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai
aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria
dan
ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya!
Tolong!
Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya.
Tapi
orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas
"menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.


Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku
hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang
begitu
cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala
kulihat diriku.

Renungan :

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita,
tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air
mata.Tetapi
inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi
cantik
dan memancarkan kemuliaan-Nya.



"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan
ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda
menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." Apabila Anda sedang
menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk
Anda.
Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu
selesai, Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda.
 
posted by Desi at 11:34 PM, | 0 comments

curhat

Thursday, July 07, 2005
Tentang diriku...
aku tidak tahu bagaimana diriku ini...
terkadang aku merasa aku bukanlah aku yang seperti dulu..apakah aku sudah berubah?
terkadang aku merasa diriku ini tidak peka terhadap perasaaan seseorang,sehingga dengan tidak sengaja mungkin aku telah menyakiti hati seseorang.Hanya kata maaf saja yang bisa aku ucapkan dari mulutku ini,mungkin diriku ini keterlaluan selalu berbicara kasar,selalu ngomel mulu.Mungkin mereka merasa aku ini orang yang pemarah,dan kalo bicara dengan nada membentak. Aku juga bingung, padahal aku tidak bermaksud marah ataupun kesal.emm..apa lagi yah jadi bingung nih, pokoknya gitu deh so buat temen-temenku semua yg pada kenal aku tolong donk kasih aku masukan atau kritik bagaimana diriku ini? terimakasih sebelumnya
 
posted by Desi at 6:22 PM, | 2 comments