Memohon Keajaiban

Sunday, September 23, 2007
Ketika masalah demi masalah terasa menghimpit dada kita, menciptakan nyeri yang dalam, membuat mata kita membasah, dan menjadikan kita merasa berat melangkah di kehidupan ini. Kita pada umumnya kemudian merasa bahwa kehidupan seperti tak adil dalam membagi rasa ini. Lingkungan seperti tak adil memperlakukan kita dimana kita merasa sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, namun hasilnya seperti kesia-siaan belaka ketika orang lain justru menilai kita dengan cara yang sama sekali berbeda dari yang kita harapkan.

Apa yang bisa kita lakukan?

Menyesali diri kah? Menyesali segala kebaikan yang telah kita persembahkan sebelumnya dengan tulus ikhlas? Ataukah kita marah dan mulai menyalahkan dunia, menyalahkan orang-orang di sekeliling kita? Menyalahkan keadaan? Haruskah kita berhenti melangkah serta menutup mata dan telinga kita dari keadaan itu? Atau kita diam saja? Berbisik dalam hati untuk tidak pedulikan yang terjadi?

Apa yang bisa kita lakukan?

Tentu saja banyak yang bisa kita lakukan. Pilihannya bukan hanya satu atau dua jalan keluar, tapi bisa sangat banyak dan bervariasi. Biasanya yang sering terjadi jika kita sudah merasa buntu adalah kita memohon keajaiban pada Allah SWT. Padahal jangan-jangan selagi kita memohon keajaiban, sebetulnya Allah SWT telah memberikan banyak sekali keajaiban, dan itu ada di depan mata kita, tapi kita terlalu lemah untuk menyadari dan menjadikan keajaiban itu bermanfaat.

Maka, sekarang apa yang bisa kita lakukan?

Yakinlah bahwa kita tidak perlu menyesali kebaikan yang telah kita lakukan pada orang lain meski tanggapan orang lain tidak sesuai dengan yang kita harapkan, karena 'nilai' kita adalah sesuai dengan yang kita niatkan dan Allah SWT akan membalas apapun kebaikan itu walau sebesar biji sekali pun.

Yakinlah bahwa di tengah masalah yang menghimpit, pasti ada makna terdalam yang patut kita ambil hikmahnya dan tetap kita syukuri sebagai kehendakNya yang terbaik bagi diri kita.

"Tidakkah telah Kami lapangkan untukmu dadamu? Dan Kami lepaskan bebanmu dari padamu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami meninggikan bagimu sebutan namamu. Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan...
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah). Dan hanya kepada Tuhanmulah berharap." (QS. Al Insyirah : 1-8).
 
posted by Desi at 12:14 AM, | 1 comments

Tuesday, September 18, 2007
 
posted by Desi at 10:00 PM, | 0 comments

Rembulan di langit hati

Sunday, September 02, 2007
Samar-samar nasyid itu saya dengarkan secara tak sengaja dari sebuah komputer, “Menarik juga” fikir saya. Lalu dengan seksama saya simak kata per kata yang disenandungkan dalam setiap baitnya. “Hmm…Indah juga”, kata hati saya. Seulas senyum simpul membentuk di wajah ini. Menyiratkan arti yang hanya saya dan Allah saja yang tahu. Atau saudara-saudara ingin tahu juga? Baiklah, saya memang hendak memberitahukannya, karena bagi saya tulisan adalah wujud dari kejujuran ide dan perasaan. Walau hal ini mungkin agak pribadi, tapi saya hanya ingin menulis, siapa tahu banyak hikmah yang dapat kita ambil darinya.

Senyum simpul itu menyiratkan sebuah harapan, suatu saat diri ini akan menjadi rembulan di langit hati seseorang. Bukankah rembulan senantiasa menerangi kegelapan malam? Jika kita melihat bulan di malam hari, sangat indah dan terang. Walaupun secara fisik, rembulan itu sebenarnya penuh dengan batu-batu dan tanah yang tandus di luar angkasa sana. Tetapi begitulah Allah menciptakan makhlukNya, walau tampak luar ia tidak indah namun rembulan mampu memancarkan pesona keindahannya, pesona yang sanggup memukau manusia setiap malamnya. Sinarnya menjadi pelita bagi penghuni bumi ini.

Rembulan bagi saya adalah sebuah ungkapan yang indah untuk seorang wanita, apalagi jika ia tertambat di langit hati manusia. Menjadi pelita yang senantiasa mengarahkan, mengingatkan, memberi motivasi, dan menguatkan si pemilik hati dalam mengarungi kehidupan ini. Komitmen akan keteguhan dalam keimanan yang tak boleh lepas dalam setiap sinarnya. Ketundukan dan kepatuhan yang purna kepada pemilik jiwa dalam kerangka cinta kepada Allah, cinta yang teramat tinggi. Ibarat tetesan air yang menyejukkan si pemilik hati, tenang dan bahagia kala berkisah dengannya. Saling mendoakan karena Allah dan saling mencintai karena Allah. Itulah sebaik-baik ikatan.

Rembulan di langit hati layak untuk dijaga nyala sinarnya, agar ia tak padam, agar ia selalu bersinar karena kecintaannya kepada Pemilik alam ini. Rembulan pun harus bertahan dalam segala kondisi jiwa karena gelombang ujian akan selalu menerpa kehidupan orang-orang yang beriman. Suatu masa akan datang di mana saat itu Allah menganugerahkan tempat terbaik bagi mereka yang teguh dalam keimanan menjaga ikatannya. Menjadikan ikatan itu sebagai ladang beramal saleh tiada putus. Mengoptimalkan ladang itu untuk kemaslahatan umat. Tempat itu telah dijanjikan Allah di dalam al-qur’an bagi orang-orang yang teguh beriman dan beramal saleh dalam setiap masa kehidupan.

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”
(QS. Al-baqarah : 25)

Sayup-sayup lirik itu kembali terdengar di telinga ini…Indah…:)


Untuk seluruh muslimah ,saudara-saudaraku semuanya. Maukah engkau menjadi rembulan di langit hati?Untuk saudaraku yang telah memiliki ikatan mulia itu, jadilah rembulan terindah baginya. Untuk saudaraku yang sedang menanti, jadilah rembulan terbaik bagi orang-orang di sekitarmu. Kelak Allah akan mempersiapkan yang terbaik pula untuk rembulan yang terbaik itu. Semoga Allah senantiasa meneguhkan jalan kita. Jalan yang diridhoiNya. Amin.
 
posted by Desi at 7:32 PM, | 1 comments

Rembulan di Langit Hati

Rembulan di langit hatiku,
Menyalalah engkau selalu
Temani kemana mesti ku pergi,
Mencari tempat kita tuju
Kan kujaga nyalamu selalu…pelita perjalananku
Kan kujaga nyalamu selalu…rembulan di langit hatiku
Rembulan di langit hatiku, Teguhlah engkau pandu aku
Ingatkanlah ku bila tersalah,
Menuju tempat kita tuju
Doakanlah ku di shalat malammu…pelita perjalananku
Doakanlah ku di shalat malammu…rembulan di langit hatiku
 
posted by Desi at 7:10 PM, | 0 comments