Keluarkan Dunia dari Hatimu

Wednesday, January 31, 2007
Ada yang bertanya, bagaimana caranya saya agar bisa mengeluarkan dunia dari hati saya?
Caranya? lihatlah bagaimana mondar-mandirnya, problematisnya dunia melalui para pecinta dunia dan generasi duniawi, bagaimana dunia membuat mereka terpedaya dan terekayasa, membuat mereka alpa dan menyeret mereka di belakang dunia, hingga dunia menumpuk di punggung mereka, memamerkan keajaibannya, dan kemewahannya.

Diantara mereka ada yang gembira, menikmati fasilitas dunia, hidupnya penuh dengan kecukupan dan banyak orang yang menghambakan pada dunia. Dan pundit-pundi dunia seperti sesuatu yang terikat di atas leher dan kepala mereka, tiba-tiba runtuh, hancur dan luluh lantah seketika. Dunia hanya terkekeh-kekeh menertawai mereka, sedangkan Iblis ada di sisinya tertawa bersama-sama dengan dunia.
Inilah sebuah aktivitas yang dikerjakan para raja, para penguasa, orang-orang kaya sejak zaman Nabi Adam dulu sampai besok hari kiamat. Dunia yang membuat mereka melambung namanya, tetapi juga menyungkurkan derajatnya. Dunia yang membuat mereka maju tetapi sekaligus terpental mundur ke belakang. Dunia yang membuat mereka kaya sekaligus membuat mereka jadi sangat miskin.

Yang paling langka diantara mereka, justru yang selamat. Karena dia biasa mengalahkan dunia bukan dikalahkan dunia. Mereka tertolong dan terselamatkan Dari kejahatan duniawi. Dan mereka tergolong sangat terhitung jari. Mereka selamat dan tertolong karena mereka mengenal watak dunia, dan sangat kuat dalam mewaspadai tipudayanya.
Wahai penanya, jika anda biasa memandang dengan kedua matahatimu pada cacat-cacat dunia, engkau biasa mengeluarkan dunia dari dalam hatimu. Namun bila engkau memandang dengan bola matamu engkau akan sibuk dengan pesonanya, dan segala cacat dunia akan tertutup, sehingga kamu tidak mampu mengeluarkan dunia dari hatimu, engkau tidak mampu zuhud dari dunia, dan engkau malah dibunuh dunia sebagaimana orang lain membunuhmu.

Perangilah dirimu sendiri sampai dirimu meraih ketentraman. Bila engkau meraih ketentraman, dunia akan tampak cacat-cacatnya dan anda pun zuhud dari dunia. Ketentramannya terletak pada sikap hati yang menerima, dan sikap berselaras pada sirr (rahasia hati), dan jiwamu patuh pada keduanya atas apa yang diperintah dan dilarang oleh hati dan sirr. Anda menerima pemberian atau halangannya sekali pun. Itulah jiwamu akan tenteram pada qalbumu. Engkau akan melihat mahkota ketaqwaan dan kedekatan kepadaNya.

Karena itu hendaknya anda tetap teguh beriman yang benar, meninggalkan kedustaan, dan meninggalkan kontra dengan para Sufi. Jangan sampai kalian menentangnya, karena para Sufi adalah para penguasa dunia dan akhirat, mereka adalah para penguasa kedekatan Ilahi, karena mereka menguasai segala hal selain Allah.

Allah ta'ala telah mencukupi kaum Sufi dengan memenuhi hatinya untuk dekat kepadaNya, bermesraaan dalam kegembiraan cinta, dengan kemuliaan dan cahayaNya, kaum Sufi tidak menghiraukan orang yang memiliki dan memakan dunia, tidak memandang generasinya awal dan akhirnya, bahkan kehancurannya. Mereka menjadikan Allah Ta'ala sebagai pandangan mata rahasia batinnya. Mereka beribadah bukan karena takut akan kehancuran, tidak pula karena harapan memiliki, karena mereka diciptakan hanya untukNya, abadi bersamaNya, karena Allah menciptakan mereka sesuatu yang tidak anda ketahui. Allah berbuat sekehendakNya.
Sementara orang munafik itu ketika bicara malah berdusta, ketika berjanji malah menipu, ketika diberi amanah malah khianat. Siapa yang bebas dari ketiga karakter ini - sebagaimana dalam hadits Nabi SAW - berarti bebas dari kemunafikan.

Pekerti inilah yang membedakan antara Mu'min dan Munafik, maka raihlah sebagai cermin apakah dirimu itu munafik atau m'min, apakah dirimu bertauhid apakah musyrik. Dunia secara keseluruhan adalah fitnah dan sangat menghabiskan kesibukan, kecuali jika anda punya niat pada dunia untuk kemashlahatan akhirat. Bila niat benar maka semuanya akan menjadi ukhrawi. Jangan sampai nikmat ini semua sunyi dari syukur kepada Allah. Karena itu ikatlah nikmat Allah dengan syukur kepadaNya. Syukur kepada Allah Ta'ala dengan berterimakasih kepadaNya. Syukur itu sendiri ada dua macam.
Pertama: memanfaatkan nikmat untuk ketaatan dan menolong orang miskin;
Kedua; mengakui penuh bahwa yang memberi nikmat adalah Allah Ta'ala, dan berterimakasih kepadaNya.
(bersambung)
 
posted by Desi at 6:35 AM, | 0 comments

Jika jiwa terbebas dari dorongan duniawi
dan berputus asa dari mahluk,
maka ia akan membawa hasrat dan ketamakan kepada dorongan ukrawi,
sehinga jiwa bersunguh- sunguh menaatinya,
mengindari dunia,menentangg hawa nafsu
dan setan,serta mengikuti ilmu.
Ia menjadi mitra akal dan bersabar
atas apa yang menunjuki kepada kebenaran
sehingga ia selamat dan menyelamatkan
 
posted by Desi at 4:31 AM, | 0 comments

Berburu Keberkahan

Wednesday, January 24, 2007
KotaSantri.com : Saudaraku...

Kita ingin fase kehidupan yang selalu mengalami peningkatan. Peningkatan secara keuangan, karir, jabatan, keilmuan, dan lain-lain. Kita juga selalu ingin mendapat tambahan waktu, tambahan usia, tambahan semua yang kita sukai, yang sepintas menjadi kunci kebahagian hidup. Tapi sebenarnya, seorang muslim sebaiknya berdo'a dan berharap pada Allah SWT agar memberikannya 'keberkahan' dalam semua urusannya.

Barakah artinya adanya kebaikan yang Allah berikan pada sesuatu. Bukan pada nominal dan materinya. Keberkahan itu, jika ada pada sesuatu yang sedikit, nilainya bisa menjadi banyak. Dan bila ada pada sesuatu yang banyak, nilainya bisa lebih banyak lagi. Buah keberkahan hidup yang paling besar adalah ketika kita menggunakan sesuatu untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT.

Saudaraku...

Perhatikan prihidup orang-orang shalih, orang-orang terpilih dari para ulama', para pencari ilmu, hamba-hamba Allah yang taat, kita pasti mendapatkan fakta keberkahan itu dalam hidup mereka. Di antara mereka, ada yang perolehan rizkinya di bawah dari kebutuhan standarnya, tapi Allah memberkahi dalam hartanya. Semua uang yang ia gunakan selalu membawa manfaat. Ada lagi yang lain, Allah SWT memberi barakah pada mereka dengan anak-anak yang bisa membantu mereka. Dari anak itu, lahir pula cucu-cucu yang menyenangkan hati. Ada lagi, seseorang yang waktu hidupnya selalu diisi dengan ketaatan kepada Allah dan begitu banyak memberi manfaat kepada orang lain. Sepertinya, orang itu mempunyai waktu satu hari yang lebih panjang dari orang lain.

Perhatikanlah terus saudaraku...

Bagaimana orang-orang selain mereka menapaki hidup ini. Bagaimana orang-orang yang tak mendapatkan berkah dalam hidupnya. Orang yang mempunyai harta berlimpah, tapi ia mengalami letih dan lelah berlebihan sejak pagi, siang hingga malamnya. Ia bahkan harus berjaga malam untuk terus menerus berpikir demi mengejar keinginannya yang tak pernah terpuaskan. Ada pula orang yang diuji memiliki anak-anak, namun tidak bersikap baik kepada orangtua. Anak-anak yang tak kenal berbakti kepada orangtua. Yang selalu memunculkan keburukan. Sampai-sampai, orangtua mereka selalu memendam ungkapan, "Kapan saya bisa lepas dari mereka?"

Saudaraku...

Barakah dalam ilmu lain lagi. Ilmu yang diberkahi lebih terlihat jelas efeknya. Sebagian orang ada yang ilmunya tidak banyak, tapi Allah SWT memberi manfaat kepadanya hingga ia berhasil menjadi seorang guru, juru dakwah, pekerja yang baik, atau lainnya. Sementara, ada juga orang yang ilmunya banyak, tapi nyaris tidak terasa manfaatnya kepada orang sekitarnya. Ia tidak juga mampu membagi ilmunya untuk keberartian hidupnya.

Saudaraku...

Barakah bisa turun kepada apa saja. Kepada harta, anak, waktu, pekerjaan, ilmu, isteri, hasil pekerjaan, dakwah, kendaraan, rumah, anggota tubuh, pikiran, dan lain-lain. Karena itulah, petanyaan berikutnya adalah bagaimana kita bisa memperoleh barakah?

Al-Qur'an menyebutkan jelas-jelas korelasi keimanan dan ketakwaan dengan turunnya barakah yang kita inginkan itu. "Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, niscaya kami bukakan atas mereka barakah dari langit dan bumi." (QS. Al-'Araf : 96).

Dari ayat inilah, ketika seorang laki-laki datang mengadu kepada seorang shalih dengan mengatakan, "Saat ini harga-harga semakin tinggi dan tidak terjangkau." Lalu dijawab oleh orang shalih tersebut, "Turunkanlah dengan ketakwaan." Ketakwaan menurut para ulama' adalah kita mentaati Allah sesuai petunjuk Allah diiringi harapan pahala dari Allah SWT. Juga meninggalkan pembangkangan kepada Allah sesuai petunjuk Allah dan takut akan hukuman Allah SWT.

Saudaraku...

Syarat turunnya keberkahan yang lain adalah sikap murah hati, dermawan, dan tidak ambisius mengeruk harta kekayaan. Rasulullah SAW mengatakan kepada Hakim bin Hizam RA, "Wahai hakim, harta ini hijau menawan. Barangsiapa yang mengambilnya dengan sekehendak nafsunya, ia tidak akan menjadi berkah." Rasulullah SAW lalu melanjutkan, "Orang yang melakukannya seperti orang yang makan makanan tapi tak pernah kenyang." (HR. Muslim).

Keberkahan bahkan bisa diambil dari sikap tidak membuang-buang dan tidak berlaku mubadzir terhadap kenikmatan yang Allah SWT berikan. Rasulullah SAW mencontohkan, dalam soal makanan, kita hendaknya memakan sampai bersih dan tidak ada yang tertinggal. Selanjutnya Rasulullah SAW mengatakan, "Kalian tidak tahu di bagian mana dalam makanan kalian itu terdapat barakah."

Saudaraku...

Keberkahan itu unik. Karena nilainya tak terukur dengan angka. Simaklah uraian Ibnul Jauzi yang bermakna dalam dan menyentuh tentang dimensi keberkahan, yang ditulis dalam kitab shaidul khatir yang terkenal itu. Katanya, "Tidaklah engkau pernah mendengar bahwa jika engkau tinggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya untukmu dengan sesuatu yang lebih baik? Tidaklah engkau bisa mengambil pelajaran dari orang lain? Tidaklah engkau melihat dan perhatikan betapa banyak orang yang memiliki angan-angan bertumpuk tapi ia belum pernah secuil pun memperoleh angannya itu. Tidaklah engkau melihat betapa banyak alim yang mengumpulkan kitab dan buku-buku, namun ia tidak pernah mengambil manfaat dari tumpukan kitabnya? Berapa banyak orang yang mengambil manfaat dari kitab-kitab padahal ia sendiri hanya memiliki sejumlah kecil kitab? Berapa banyak orang yang hidupnya sangat menyenangkan, padahal ia hanya memiliki uang sejumlah dua dinar? Pada saat yang sama banyak orang yang uangnya bertumpuk-tumpuk tapi hidupnya begitu meresahkan dan berantakan? Tidaklah engkau cukup cerdas untuk menangkap kejadian orang yang meringankan perkara di satu sisi Allah cabut dari banyak sisi yang lain. Tidaklah engkau melihat seseorang memaksa keluarganya mengeluarkan uang berkali lipat lebih banyak daripada apa yang pernah ia dapatkan dari usahanya yang tidak halal?"

Saudaraku...

Mari mencari dan berburu keberkahan dari Allah SWT...
 
posted by Desi at 9:03 PM, | 0 comments

Teruntuk Seorang Ikhw@n Soleh...

Friday, January 19, 2007
Ku tulis bait ini dalam rangkaian malamku yang panjang

KU unggkap getar ini dalam ragu yang tertahan...

Untukmu seorang ikhwan yang sedang mencari ilmu...

Aku bersama semua baktiku yang tertunda

Bersama sepotong cinta yang tak akan sempurna

Bila tidak juga kau ada...

Untuk calon suamiku nun jauh disana

Kelak bila kau datang izinkan bakti dan taatku melebur bersama senyummu..

Iznkan cinta dan kehormatanku terpatri kuat untuk menjaga kehormatanmu...

Untuk calon suamiku yang sedang berdakwah disana

Ketahuilah...

Bahwa aku wanita asing bagimu

Nanti terangkanlah apa - apa yang tidak kumengerti darimu

Terangkanlah apa-apa yang tidak tersukai darimu

Agar istri solehah menjadi mahkota mendampingimu...

Untuk calon suamiku yang masih sibuk dalam kelelahanmu...

Ketahuilah bahwa aku selalu menunggumu..

Menunggu menjadi kendaraan yang nyaman buatmu..

Menjadi rumah yang lapang untukmu...

Menjadi penunjuk jalan yang lurus untukmu...

Menjadi penyejuk hatimu...

Dan Wahai engkau calon pengobat cintaku...

Bila nanti Allah rizkikan engkau untukku

Maka semoga aku juga menjadi rizki mulia untukmu...

Bersama menyempurnakan hati dalam Mahabah-Nya..

Menyemarakan dakwah dengan para Jundi - jundi Allah...

Aku bersama kesederhanaan yang terbalut takwamu...

Bersama menggapai perjuangan ini...

Yang karenamu Allah semakin sayang padaku...

Pada dakwahku...
 
posted by Desi at 11:41 PM, | 1 comments

JELANG GEMPITA TAHUN BARU 1428 HIJRIYYAH!

khwah fillah sekalian, menjelang Tahun Baru 1428 Hijriyyah yang bertepatan dengan 1 Muharram 1428 H, ada beberapa hal yang patut kita refleksikan.

Tahun Baru adalah saat yang tepat untuk mengintrospskesi diri, merenungi dan merefleksi diri bahkan juga umat ini. Kita renungkan apa yang hingga kini telah dicapai oleh kita umat Islam setelah kejatuhannya yang kedua pada tahun 1924 M yang lalu. Apa yang telah kita perbuat dan perjuangkan untuk kembali meniti jalan kebangkitan Islam menyongsong kejayaannya yang gemilang.

Ikhwah fillah sekalian, kita akan selalu ingat bahwa Rasulullah telah menjanjikan kepada umat ini berbagai kemenangan. Rasulullah pernah memberikan sinyalemen masa depan : "Suatu saat nanti umatku akan mampu menaklukkan Konstantinopel (Byzantium, Romawi Timur). Sebaik-baik pasukan adalah pasukan pada saat itu. Dan sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin pada saat itu. Umatku juga akan menaklukkan bangsa Rum (Romawi Barat : Eropa&Amerika)." Shahabat bertanya : "Yang manakah yang akan kita taklukkan terlebih dulu, ya Rasul?" Rasul menjawab : "Negerinya Heraklius (Konstantinopel) yang akan terlebih dulu kita taklukkan!"
Dan kita lihat sebuah fakta ikhwah fillah sekalian, bahwasannya Konstantinopel takluk oleh seorang pemuda muslim Sulthan Muhammad al Fathih II tahun 1453 M pada usianya yang baru 23 tahun! Maka beliau bersama pasukannya saat itu telah membuktikan janji kemenangan yang telah Rasulullah berikan! Rentang masa Rasulullah dengan pembuktian janji itu sekitar 7s.d.8 abad lamanya.

Dan ikhwah fillah sekalian, masa yang kini kita hidup di dalamnya adalah masa yang berada dekat pada siklus kedua pembuktian janji itu. Kita berada pada masa yang sangat dekat dengan abad-abad kemenangan! Berarti, penaklukkan bangsa Rum (Eropa dan Amerika) sepertinya tidak lama lagi! Dan janji Rasulullah juga pasti akan terbuktikan! Dan kita sangat mengharapkan bahwa penaklukkan ini adalah penaklukkan damai, bukan peperangan. Islam yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah adalah Islam yang damai dan sangat membenci peperangan. Namun bukan berarti kita mengingkari perang jika ternyata kondisi mengharuskan kita untuk berperang. Kita perhatikan bahwa perang-perangyang ada pada masa rasulullah adalah perang-perang defensif. Posisi umat Islam pada saat itu berada pada posisi bertahan. Artinya, umat Islam yang diserang terlebih dahulu. Kita lihat Perang Badar, Uhud, Khandaq (Ahzab) akan kita temukan fakta ini! Setelah Perang Tabuk, Rasulullah berkata kepada para shahabat : "Mulai hari ini, mereka (kaum kafir) tidak akan lagi menyerang kita, kitalah yang akan menyerang mereka." Dan kita akan lihat fakta bahwasannya posisi ofensif (menyerang) yang dilakukan oleh Rasulullah adalah bukan penyerangan militer tapi justeru sebuah "jalan damai" yaitu dengan sebuah Perjanjian Hudaibiyyah. Dan serangan ofensif setelah itu adalah jalan damai Fathu Makkah (Pembukaan kota Makkah).

Ikhwah fillah sekalian, mengapa umat yang dididik (tarbiyyah) oleh Rasulullah mampu menjadi pemimpin dunia. Mereka pada awalnya adalah orang-orang gurun, ada juga yang badui. Mereka bodoh dan terbelakang. Kebanyakan mereka adalah para penggembala. Tapi ikhwah sekalian, suatu kekuatan besar telah merasuki jiwa-jiwa mereka. Dan jiwa-jiwa itulah yang mampu menghantarkan Islam hingga ke segenap penjuru dunia. Islam pun memimpin dan melayani dunia dengan implementasi ajarannya yang mulia. Hingga kita pun merasakannya.

Ikhwah fillah sekalian, jumlah shahabat yang tertarbiyyah (terbina) saat hijrah dari Madinah ke Makkah saat Fathu Makkah adalah sekitar 120 orang. Ketika terjadi peristiwa Fathu Makkah, maka umat Islam pun menjadi sekitar 120.000-an orang. Dan kini kita saksikan bahwa jumlah total umat Islam sedunia ada sekitar 1,2 milyaran orang!

Ikhwah fillah sekalian, Rasulullah juga pernah memberikan kabar gembira : "Telah diperlihatkan kepadaku bahwa umatku akan berkuasa dan memimpin dunia dan wilayah umatku itu terbentang dari Timur hingga Barat. Wilayah itu dihimpunkan hingga aku melihat ada warna merah dan putih."

Yang pasti warna merah-putih dalam hadits ini tidak ada kaitannya dengan warna bendera Indonesia. Tapi ikhwah fillah sekalian, saya seperti merasa bahwa merah-putih itu adalah kita umat Islam di bumi Indonesia! Kita lihat faktanya bahwa Indonesia adalah negeri dengan jumlah muslim terbesar di seantereo jagat. Kita juga akan terhenyak dan sadar ketika seorang Ulama Internasioanl Syaikh Yusuf al Qaradhawy menyatakan bahwa kami (umat Islam di Timur Tengah khususnya, di belaha dunia yang lain umumnya) butuh sosok pemersatu. Dan beliau sangat mengharapkan bahwa sosok itu adalah umat Islam di bumi Indonesia ini! Kami, kata beliau, sangat butuh sosok yang akan memimpin dunia Islam. Dan sekali lagi, ikhwah fillah sekalian, mereka sangat mengharapkan sosok itu adalah kita; kaum muslimin di bumi nusantara!

Bagaimana dengan kita ikhwah fillah sekalian!? Kita sangat sadar bahwa kita umat Islam di Indonesia sedang terjangkit virus "Mulim Paradox". Yaitu suatu kondisi di mana ada paradox (pertentangan) antara entitas Islam dengan entitas Muslim-nya. Ibaratnya seperti Langit dan Sumur! Islam itu langit dan umat Islam itu sumur! Islam mengajarkan keshalihan, tapi faktanya banyak kita yang tidak shalih. Islam mengajarkan kejujuran, tapi faktanya yang koruptor kebanyakn orangIslam. Islam sangat menganjurkan kepedulian terhadap kondisi umat, tapi faktanya banyak di antara kita yang egois dan apatis. Islam sangat memerintahkan tentang penguasaan IPTEK, tapi kita malah terjangkit penyakit kebodohan. Islam sangat memerintahkan kita untuk kuat dalam segala hal (politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dsb.), tapi faktanya kita lemah dalam itu semua!

Lalu bagaimana solusinya ikhwah fillah sekalian? Tak ada jalan lain selain "mendekatkan" Islam yang langit dan umat Islam yang sumur akan menggapainya! Dan jalan itu adalah jalan tarbiyyah di segala bidang! Jalan pembinaan dan pendidikan! Secara utuh dan sesuai dengan manhaj Rasulullah tentunya!

Dengan jalan tarbiyyah itu, kita umat Islam Indonesia akan mampu melahirkan para khalifah (pahlawan mukmin) yang akan mengemban amanah kemenangan dan kejayaan! Karena itu, berbuatlah yang banyak dan terarah agar terlahir manusia-manusia muslim Indonesia yang berderajat khalifah! Dan hal ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Maka, jadikanlah diri kita seorang khalifah. Dan akan lahir ribuan bahkan jutaan khalifah-khalifah yang lain! Dan untuk menjadi seorang khalifah, tidak perlu menanti tegaknya Asy Syri'ah! Tidak perlu menanti datangnya Sang Mesiah! Tidak perlu menanti tegaknya Al Khilafah!

Karena itu ikhwah fillah sekalian, jadilah khalifah mulai saat ini! Dan sambutlah momen Tahun Baru Muharram ini dengan JIWA BARU! Dengan RUH BARU! Dan dengan SEMANGAT BARU!!!

SELAMAT TAHUN BARU 1428 HIJRIYYAH....
 
posted by Desi at 11:15 PM, | 0 comments

Lelaki Sejati

KotaSantri.com : Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsanya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di
hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumahnya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalannya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada di balik itu.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupannya.

Lelaki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Qur'an, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

"Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu?"
Dialah teladan umat manusia, baginda Nabi Besar Muhammad SAW
 
posted by Desi at 11:06 PM, | 0 comments

Ah, yang Penting kan Hatinya!

Thursday, January 11, 2007
Banyak syubhat di lontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang 'ngetrend' dan biasa kita dengar adalah " Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka 'ngerumpi' berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hati! lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya tadi.

Syubhat lainnya lagi adalah " Liat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!. Jadi yang wajib adalah hati, menghijabi hati kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berkerudung!. Benarkah demikian ya ukhti,, ??

Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta'ala memohon ampun atas kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik dan suci, maka tengoklah disekitar kita ada orang-orang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha dan orang kafir lainnya liatlah dengan seksama ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut, dermawan, bijaksana. Apakah anda setuju untuk mengatakan mereka adalah muslim? Tentu akal anda akan mengatakan "tentu tidak! karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang islam. Tentu anda akan sependapat dengan saya bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang nampak(zahir) dalam diri orang itu.

Lalu bagaimana pendapatmu ketika anda melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah anda bisa menebak wanita itu muslimah ataukah tidak? Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non muslimah lainnya.Ada kaidah ushul fiqih yang mengatakan "alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu "ala llah' artinya hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.

Rasanya tidak ada yang bisa menyangsikan kesucian hati ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam) begitupula istri-istri sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna (lihat QS: 24 ayat 31 dan QS: 33 ayat 59) tak ada satupun riwayat termaktub mereka menolak perintah Allah Ta'ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka.Apa yang ingin anda katakan? Sedangkan mengenai hadits diatas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits diatas ada sambungannya. Lengkapnya adalah sebagai berikut:

"Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian "(HR. Muslim 2564/33).

Hadits diatas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian. (HR.Muslim 2564/34).

Semua adalah seiring dan sejalan, hati dan amal. Apabila hanya hati yang diutamakan niscaya akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar dzakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ketanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, toh mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal tengoklah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya. Urwah bin Zubair Radhiyallahu anhu misalnya, Ayahnya adalah Zubair bin Awwam, Ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, Kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu anha istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya toh masih bersusah payah giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat. Aduhai,..betapa lalainya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan padahal hati kita tentu sangat jauh suci dan mulianya dibandingkan dengan generasi pendahulu kita. Wallahu'alam bish-shawwab.
 
posted by Desi at 12:44 AM, | 0 comments

CINTAILAH CINTA

Monday, January 01, 2007
Adalah sesuatu yang menyakitkan ketika kita mencintai seseorang, namun ia
tak pernah membalasnya, tetapi yang lebih menyakitkan adalah ketika kita
mencintai seseorang sedangkan kita tidak pernah dapat menemukan keberanian
unt! uk mengungkapkan perasaan kita padanya.


Sebuah hal yang menyedihkan dalam hidup ketika kita bertemu dengan
seseorang, yang sangat berarti bagi kita, hanya untuk mengetahui pada
akhirnya seseorang tersebut tidak ditakdirkan untuk bersama kita, sehingga
kita harus dengan berat hati membiarkannya pergi dan berlalu.


Teman terbaik adalah teman dimana ketika kita duduk bersama disebuah
ayunan, tanpa ada ucapan sekatapun, dan ketika harus berpisah dengannnya,
terasa seolah hal tersebut merupakan percakapan paling menyenangkan yang
pernah dilakukan bersama.


Adalah benar bahwa kita takkan pernah tahu apa yang telah kita dapatkan
hingga kita kehilangannya. Tetapi adalah benar juga, ketika kita tidak tahu
apa yang telah hilang hingga hal tersebut menghampiri kita.


Impikan saja apa yang ingin kita impikan, pergi saja kemanapun kita ingin
pergi, jadilah sebagai sosok yang kita inginkan, karena kita hanya memiliki
satu buah kehidupan dan satu buah kesempatan untuk dapat melakukan semua
hal yang kita inginkan.


Letakkan diri kita sebagai layaknya orang lain, jika kita merasa hal yang
kita lakukan akan menyakiti diri kita, hal tersebut mungkin akan menyakiti
yang lain pula.


Kata-kata yang terucap tanpa perhitungan mungkin akan menyulut
perselisihan, perkataan yang kejam dapat menghancur-kan kehidupan, sebuah
kata yang tak tepat mungkin juga mampu menambah beban batin seseorang,
dan... sebuah kata yang penuh cinta kasih mungkin dapat menyembuhkan dan
memberikan berkah.


Orang yang paling bahagia adalah orang yang tidak merasa selalu membutuhkan
semua hal terbaik, mereka hanya berfikir bagaimana menciptakan semua hal
menjadi terbaik bagi mereka, yang berlalu dalam hidupnya.


Cinta dimulai dengan sebuah senyum dan berakhir dengan air mata. Ketika
kita dilahirkan, kita adalah orang yang menangis, sementara orang-orang
disekeliling kita tersenyum bahagia.Ketika kita menanggalkan hidup, maka
kita adalah pihak yang tersenyum begitu bahagia... sementara orang
disekeliling kita menangis
 
posted by Desi at 7:24 PM, | 0 comments