Menyikapi Ujian

Thursday, March 25, 2010
Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

Semoga Allah menggolongkan kita menjadi orang pemberani dalam mengarungi hidup ini. Berani menghadapi tantangan, berani menghadapi ujian. Berani menghadapi masalah seberat dan sepelik apa pun. Karena sesungguhnya sudah dapat dipastikan bahwa hidup ini adalah perpindahan dari satu persoalan kepada persoalan lain. Hidup ini adalah perpindahan satu masalah kepada masalah yang lain. Perpindahan dari satu ujian ke ujian lain. Tidak ada pilihan bagi kita dalam hidup kecuali mengarunginya untuk sampai kepada tujuan yang dituju.

Saudaraku, mendengar kata "ujian" kadang kala menjadi suatu kata yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. "Ujian, ulangan, tes", seakan ini menjadi beban dan menjadi sesuatu yang menyusahkan. Apalagi kalau mendengar akan datang suatu ketika "ujian dari Allah". Tiba-tiba kita menjadi gentar dan takut!!! Seakan ujian itu menjadi sesuatu yang berat yang menimpa dan menghimpit kita, bahkan menyengsarakan kita.

Memang benar bagi orang yang tidak mengetahui ilmunya, tidak paham caranya menyelesaikan ujian. Akan tetapi berapa banyak orang yang menjadi bahagia dan mulia dengan ujian. Berapa banyak orang yang sangat menikmati ujian. Karena mereka sudah mempersiapkan diri dengan datangnya ujian. Jadi selayaknyalah "ujian" bukan lagi kata yang aneh yang harus kita takuti. Karena dengan diuji akan tampak mutu dan kualitas diri kita.

Justru ujian itu penting. Mengapa? Karena ujian itu akan membuat sesuatu menjadi terukur. Kita akan tahu siapa diri kita ketika menghadapi ujian. Kita juga akan tahu kemampuan kita yang sebenarnya ketika diuji. Kualiatas suatu barang pun akan diketahui ketika barang tersebut telah diuji. Halal atau haram akan diketahui ketika diuji. Jadi bagaimana mungkin kita mengarungi hidup dengan tanpa tahu siapa diri kita? Bagaimana mungkin kita bisa mengubah sesuatu tanpa mengetahui apa yang harus diubah.

Saudaraku, ujian itu penting. Kita perlu diuji agar tahu siapakah diri kita yang sesungguhnya. Kemampuan apakah yang sudah kita miliki. Ilmu yang sudah dipelajari hanya akan diketahui setelah melalui ujian. Belajar setiap hari di sekolah, mengerjakan tugas dari guru, lantas kapan diketahui kemampuannya? Yaitu ketika mengikuti tes atau ujian. Setelah itu baru diketahui apakah bisa mengerjakan atau tidak. Kita menghafal Alquran, kapan diketahui hafalannya benar? Ketika diuji. Jadi kita tidak bisa hidup dengan membohongi diri dengan merasa tahu, padahal sesungguhnya kita tidak tahu. Kita merasa sudah bisa akan tetapi sebenarnya tidak bisa. Itulah sebabnya di sekolah, di kampus kita pasti menghadapi yang namanya ujian. Boleh jadi soalnya sama namun hasil nilainya berbeda. Ada yang mendapat nilai bagus sehingga rangking satu, namun ada pula yang tidak naik kelas.

Dengan soal ujian yang sama ada yang bahagia ada juga yang berlinang air mata. Bagi mereka yang malas belajar pasti gentar menghadapi ujian. Takut tidak bisa mengerjakan soal, takut mendapat nilai jeblok. Akan tetapi tidak demikian orang yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka sungguh-sungguh mengikuti pelajaran, begitu gigih belajar dan berlatih tiada mengenal putus asa. Dengan demikian, sebenarnya bukan ujiannya yang menjadi masalah, tetapi bagaimana sikap dan kesiapan kita menghadapi ujian.

Begitupun dalam hidup ini, ujian akan dinikmati bagi orang yang cita-citanya tinggi dan selalu belajar, berlatih setiap hari. Nah, mulai sekarang kita harus mengakrabkan diri kita dengan yang namanya ujian. Agar kita selalu bersemangat untuk belajar dan berlatih menempa diri.

Begitu pula diuji oleh Allah, kita akan takut diuji oleh Allah karena kita sangat takut kehilangan dunia ini. Tetapi kalau kita sadar bahwa semakin diuji maka akan semakin naik derajat di sisi Allah. Bagi yang merindukan derajat yang tinggi di sisi Allah, maka saat ujian datang adalah saat yang dinantikan karena akan ada kenaikan tingkat. Tidak mungkin Allah menguji hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak sanggup memikulnya. Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.

Tidak ada yang harus kita takuti. Orang yang gentar adalah orang yang terlalu cinta dunia sehingga takut kehilangan kenyamanan, takut kehilangan kedudukan, takut kahilangan pujian makhluk, takut kehilangan penghargaan. Inilah yang membuat gentar, takut mendapatkan ujian dari Allah. Padahal tidaklah Allah menguji hamba-Nya kecuali untuk kebaikan dirinya. Seseorang tidak dikatakan beriman dengan baik sebelum diuji.

Saudaraku, jika ingin bisa menikmati ujian maka salah satu kuncinya harus mempunyai cita-cita yang tinggi dalam pandangan Allah. Bila cita-citanya rendah maka akan gentar menghadapi ujian hidup. Bagi orang yang cita-citanya kedudukan di sisi Allah tidak akan risau menghadapi ujian hidup ini.

Sesungguhnya cinta dari makhluk kepada kita bukan karena usaha kita meraih cinta mereka. Kita dicintai orang lain andai kata kita dicintai Allah. Maka kita berbuat jangan memburu cinta manusia, jangan memburu cinta makhluk, melainkan memburu cinta Allah. Jikalau Allah mencintai kita, niscaya Allah akan menggerakkan hati manusia untuk mencintai kita. Sayangnya kita lebih sibuk mencari cinta manusia daripada sibuk memburu cinta Allah SWT. Dan itulah yang membuat kita sangat takut menghadapi hidup ini. Barang siapa yang mencintai keluarga, harta dan apa pun yang melampaui cintanya kepada Allah, itulah yang membuat dia gentar, takut kehilangan segalanya. Tetapi bagi pecinta Allah, dia berjuang siang malam melakukan apa pun yang disukai Allah maka Allahlah yang akan menjamin kehidupannya.

Saudaraku, orang paling menikmati ujian adalah orang yang paling mempersipkan diri. Dia sadar dan mengukur diri bahwa akan datang baginya saat ujian datang. Bersiaplah dengan ilmu. Ketika datang saat saat ujian dari Allah, hati, pikiran dan lisan berucap dengan tulus "Innalillahi wainna ilaihi rajiun." Sesungguhnya kami semua hanya milik Allah dan kami semua kembali kepada Allah. Sesunguhnya kami adalah milik Allah, semua ada dalam kekuasaan Allah dan kembali hanya kepada Allah. Apabila ditimpa musibah kemudian ridha dengan ketentuan Allah maka Allah ridha kepadanya. Oleh kareba itu, siapkan dari awal bahwa kita pasti mengalami saat -saat sulit, saat ujian. Ini wajar, tidak aneh dan sudah sering kita menjalani.

Setelah persiapan matang kita pun harus melatih diri. Seperti halnya ketika kita ulangan di sekolah, semakin banyak berlatih dengan soal-soal latihan, kita semakin terlatih sehingga tidak gentar menghadapi ujian bahkan ditunggu karena dia yakin setelah ujian dia akan naik kelas. Dalam kehidupan sehari-hari, jadikan kejadian sekecil apa pun sebagai latihan. Kita dihina, difitnah, ditipu, ditertawakan jadikan sebagai latihan. Saat di jalan raya berlatih, di kantor berlatih, di rumah berlatih, di mana pun kita berada jadikan sebagai sarana latihan. Setiap waktu kita tingkatkan kualitas diri kita agar kapan pun ujian datang kita sudah berusaha mempersiapkannya. Wallahu a'lam.
 
posted by Desi at 3:05 AM, | 0 comments

doa untuk seorang ikhwan

Thursday, March 11, 2010
Tuhanku...
Aku berdo'a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu
Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting
Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah
Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya
Tuhanku...
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna
Tuhanku...
Aku juga meminta,
Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
"Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna."
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan
Amin....
 
posted by Desi at 2:46 AM, | 2 comments

"INDAHNYA MALAM PERTAMA > KITA"

Thursday, March 04, 2010
Satu hal sebagai bahan
> renungan Kita...
>
> Tuk merenungkan indahnya malam
> pertama
>
> Tapi bukan malam penuh
> kenikmatan duniawiah semata
>
> Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa
>
>
>
>
> Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang MAUT
>
> Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
>
>
>
> Hari
> itu...mempelai sangat dimanjakan
>
>
>
> Mandipun...harus dimandikan
>
> Seluruh badan Kita terbuka....
>
> Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
>
> Tak Ada sedikitpun rasa malu...
>
> Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
>
>
>
> Kotoran dari
> lubang hidung dan anus dikeluarkan
>
> Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
>
> Itulah sosok Kita....
>
> Itulah jasad Kita waktu itu
>
>
>
> Setelah dimandikan.. .,
>
>
>
> Kitapun kan
> dipakaikan gaun cantik berwarna
> putih
>
> Kain itu ...jarang orang memakainya..
>
> Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
>
> Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
>
> Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
>
>
>
> Tataplah....
> tataplah. ..itulah wajah Kita
>
> Keranda pelaminan... langsung disiapkan
>
> Pengantin bersanding sendirian...
>
>
>
> Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
>
>
>
> Menuju istana
> keabadian sebagai simbol asal usul
>
> Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
>
> Serta rasa haru para handai taulan
>
> Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
>
>
>
> Akad nikahnya
> bacaan talkin...
>
> Berwalikan liang lahat..
>
> saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
>
> Siraman air mawar..pengantar akhir
> kerinduan
>
>
>
> Danakhirnya....
> . Tiba masa pengantin..
>
> Menunggu Dan ditinggal sendirian...
>
> Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
>
> Malam pertama bersama KEKASIH..
>
> Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
>
>
>
> Di kamar
> bertilamkan tanah..
>
> Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
>
> Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat....
>
> Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
>
> Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
>
>
>
> Kita tak
> tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
>
> Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan...
> .
>
> Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
>
> Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
>
>
>
> Seolah barang berharga yang sangat
> mahal...
>
>
>
> Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
>
> Atau melemparkan dirimu ke neraka..
>
>
>
> TentunyaKita berharap menjadi ahli
> syurga...
>
> Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
>
>
>
> Untuk disebut
> sebagai ahli syurga ??
>
>
>
>
>
> Sahabat...mohon maaf...jika malam itu aku tak menemanimu
>
> Bukan aku tak setia... Bukan aku berkhianat.. ...
>
> Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
>
>
>
> Tapi
> percayalah.. .aku pasti kan mendo'akanmu. ..
>
> Karena ...aku sungguh menyayangimu. ..
>
>
>
> Rasa sayangku
> padamu lebih dari apa yang kau
> duga
>
> Aku berdo'a....semoga kau jadi ahli syurga. Amien
>
>
>
> Sahabat..... , jika ini adalah bacaan terakhirmu
>
> Jika ini adalah renungan peringatan
>
>
>
> dari Kekasihmu
>
> Ambillah hikmahnya... ..
>
> Tapi jika ini adalah salahku...maafkan aku....
>
> Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ...
>
>
>
> Ikhlaskan Dan
> maafkan seluruh khilafku
>
> Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. ....
>
> Kalau tulisan ini Ada manfaatnya.. ..
>
> Silakan di print out Dan kau simpan sebagai
>
>
> Renungan...
>
>
> Siapa tahu
> ...suatu saat kau ingat padaku
>
> Dan...aku tlah di alam lain....
>
> Satu pintaku padamu...
>
> Tolong do'akan aku....
>
>
>
> Baca jika anda ada masa /waktu untuk ALLAH.
>
> Bacalah hingga habis.
>
> Saya hampir membuang email ini, namun saya telah diberi
>
> anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.
>
>
>
>
>
> ALLAH, bila saya membaca e-mail ini, saya pikir
> saya tidak ada waktu
>
> untuk ini....
>
> Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar
>
> bahwa pemikiran semacam inilah yang sebenarnya
>
> menimbulkan pelbagai masalah
> di dunia ini..
>
>
>
> Kita coba menyimpan ALLAH di dalam MASJID pada hari
> Jum'at......
>
> Mungkin malam JUM'AT?
>
> Dan sewaktu solat MAGHRIB SAJA?
>
>
>
> Kita suka ALLAH
> pada masa kita sakit....
>
> Dan sudah pasti waktu ada kematian...
>
>
>
> Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang
> untuk ALLAH waktu bekerja atau
> bermain?
>
>
>
> Karena...Kita merasakan di waktu itu kita mampu
> dan sewajarnya
>
> mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.
>
>
>
> Semoga ALLAH mengampuni aku
> karena menyangka...
>
> Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana ALLAH
>
> bukan lah yang paling utama dalam hidup ku.
> (na'udzubillaah)
>
>
>
> Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang
> telah
>
> DIA berikan kepada kita.
>
> DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita
>
> sebelum………kita meminta.
>
>
>
> ALLAH .
>
> Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
>
>
>
>
> IA lah yang
> menggerakkan ku setiap detik dan hari.
>
> TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.
>
>
>
> Susah vs. Senang
>
> Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?
>
>
>
> Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi
> ketika selesai
>
> ceramah kita segar kembali?
>
> Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita
>
> bangga mem "forward" kan email yang tak senonoh?
>
>
> Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
>
> Sholat adalah yang terbaik.... Tidak perlu bayaran ,
>
> tetapi ganjaran lumayan.
> Notes:Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi
> manusia
>
> TIDAK
>
> Beriman PADA ALLAH
>
> setelah itu heran
> kenapakah dunia ini menjadi neraka
>
> bagi mereka.
>
>
>
> Tidakkah lucu bila seseorang berkata "AKU BERIMAN PADA
> ALLAH" TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who,
> by the way, also "believes"
> in ALLAH ).
>
>
>
> Tidakkah lucu bagaimana anda mampu
> mengirim ribuan
>
> email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang
>
> tidak terkendali., tetapi bila anda mengirim email
>
> mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10 kali
> untuk berkongsi?
>
>
>
>
> Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai
>
> mengirim pesan ini anda tidak akan mengirim kepada semua
>
> rekan anda, karena memikirkan apa tanggapan mereka terhadap
> anda
>
> atau anda tak pasti apakah mereka suka
> atau tidak?
>
>
>
> Tidakkah mengherankan bagaimana
> anda merasa risau akan tanggapan orang
>
> kepada saya lebih dari tanggapan
> ALLAH terhadap
> anda.
>
> Aku berDOA , untuk Saudaraku semua yang
> mengirim pesan ini
> juga kepada semua rekan mereka di rahmati ALLAH.
>
>
 
posted by Desi at 1:38 AM, | 0 comments