Menatapi Kemilau Hari Qurban
Sunday, December 31, 2006
Malam hari gelombang Allahu Akbar merapat-rapat
Pada titik kejenuhan gelombang itu hilang cepat
Terbayang aku hari Idul Fitri
Bergetar hati merindui lagi
Gelombang itu harusnya meresap-resap
Layak tanah gurun tersiram air di hisap
Mengorbankan cinta maya dunia sandiwara
Merebut cinta pada segala Maha Sutradara
Fajar baru gulung malam sebentar saja
Anak manusia bergembira menggelar Idul Adha
Walau shubuh itu terlewat tanpa ada luka
Bersuka ria berkumpul di tempat terbuka
Gelombang mulai merayap-rayap lenyap
Tercium hamparan daging nan sedap
Tertawa kita binatang di potong-potong
Menghilang rasa iba nyumpet di kolong
Sebatas itu merasa dekat pada Mahakuasa
Lupa kita pada tumpukan kesalahan menguasa
Berharap jasa tidak pasrahi jiwa raga
Pulang jadi lupa ada malaikat menjaga
Binatang di belah-belah
Jadi santapan di rumah
Binatang sudah jalani keinginan pencipta
Anak manusia ingkar dan terus berdusta
Yang enggan memanjai malas juga
Mengikat uang biar ada rasa bangga
Tidak punya rasa syukur pada pemberi nikmat
Bersenang saja sama dunia peduli di laknat
RumahNya cuma ramai di hari raya
Agama di buka-buka kalau mau saja
Berubah-ubah bentuk kita punya Tuhan
Pada waktu, tempat, situasi, dan kesempatan
KotaSantri.com
Pada titik kejenuhan gelombang itu hilang cepat
Terbayang aku hari Idul Fitri
Bergetar hati merindui lagi
Gelombang itu harusnya meresap-resap
Layak tanah gurun tersiram air di hisap
Mengorbankan cinta maya dunia sandiwara
Merebut cinta pada segala Maha Sutradara
Fajar baru gulung malam sebentar saja
Anak manusia bergembira menggelar Idul Adha
Walau shubuh itu terlewat tanpa ada luka
Bersuka ria berkumpul di tempat terbuka
Gelombang mulai merayap-rayap lenyap
Tercium hamparan daging nan sedap
Tertawa kita binatang di potong-potong
Menghilang rasa iba nyumpet di kolong
Sebatas itu merasa dekat pada Mahakuasa
Lupa kita pada tumpukan kesalahan menguasa
Berharap jasa tidak pasrahi jiwa raga
Pulang jadi lupa ada malaikat menjaga
Binatang di belah-belah
Jadi santapan di rumah
Binatang sudah jalani keinginan pencipta
Anak manusia ingkar dan terus berdusta
Yang enggan memanjai malas juga
Mengikat uang biar ada rasa bangga
Tidak punya rasa syukur pada pemberi nikmat
Bersenang saja sama dunia peduli di laknat
RumahNya cuma ramai di hari raya
Agama di buka-buka kalau mau saja
Berubah-ubah bentuk kita punya Tuhan
Pada waktu, tempat, situasi, dan kesempatan
KotaSantri.com
0 Comments:
« back home
Post a Comment